NIAT
UMROH BERAKHIR KECEWA
Agustus 2017, saya beserta istri berencana untuk melaksanakan
Ibadah Umroh. Kebetulan ketika melewati
pertokoan Broadway Galuh Karawang, saya melihat ada sebuah Agen Perjalanan
Umroh yang bernama PT. Solusi Balad Lumampah (SBL). Saya bertanya banyak tentang paket yang
ditawarkan mereka, menarik memang, dari mulai harga terendah hingga yang paling
mahal mereka tawarkan dengan fasilitas yang cukup menjanjikan. Izin Kementrian Agama tertera dalam brosur
mereka.
Setelah berunding, kami memutuskan untuk berangkat akhir
tahun, dengan pertimbangan, cuaca yang diperkirakan tidak terlalu panas, bahkan
kami telah membayar DP sebagai tanda keseriusan berangkat.
November 2017, tepatnya tanggal 7 kami melunasi biaya umroh
dengan total pembayaran Rp.
45.000.000 (Empat puluh lima juta
rupiah) untuk berdua dan dijanjikan berangkat 14 Januari, tetapi kemudian
dirubah menjadi tanggal 18 Februari.
Banyak cerita yang terdengar bahwa fasilitas yang diberikan
oleh Agen Perjalanan tersebut cukup memuaskan, fasilitas bintang 5 mereka
berikan walau dengan biaya yang relatif murah, itu terjadi pada saat bulan September-Oktober-November-Desember. Ceritera beredar yang mengatakan PT. SBL itu
bagus, tentu saja semakin menambah banyak orang yang mendaftar ke Agen
Perjalanan tersebut, entah berapa banyak.
Kecurigaan mulai terjadi, ketika ada SMS yang berasal dari
Management PT. SBL bahwa keberangkatan kami diundur sebulan, bahkan terdengar
jamaah yang bulan Desember pun masih banyak yang belum diberangkatkan.
29 Januari 2017,
terdengar di Media ada Penangkapan Direktur PT. SBL oleh POLDA JABAR dengan
tuduhan Penipuan dan Money Loundry.
Diberitakan juga bahwa pemilik usaha itu telah melakukan Money Game yaitu
menggunakan setoran Jamaah untuk
keperluan di luar biaya Umroh.
Kami kecewa berat, datang ke kantor cabang, kepala cabang
tidak ada di tempat, tapi beberapa hari kemudian kami dapat bertemu dengan
Kepala cabang, namun kami dihadapkan dengan pengacara mereka, yang menyarankan
untuk bersabar, berdo’a dan sedang diusahakan, merekapun enggan bertanggung
jawab mengenai uang yang mereka terima langsung dari kami. Refund
(pengembalian) pun harus menunggu menjual aset yang disita POLDA, parahnya aset
yang disita tidak sebanding dengan jumlah
uang nasabah yang harus dikembalikan.
Kami berinisiatif mendatangi Kasi Urusan Haji dan Umroh
Kemenag Karawang, dengan hati lunglai dan perasaan sedih, dengan harapan dapat
memberi pencerahan dalam meghadapi kekisruhan ini, namun mereka bilang ini
urusan Kantor Kemenag Pusat. Izinnya pun dari pusat. It’s OK kami dapat
mengerti itu semua.
Dan saya menulis
unek-unek melalui SMS dengan maksud minta dukungan, tidak punya maksud
memojokan, menyalahkan apalagi meminta pertanggung jawaban, hanya murni
mencurahkan isi hati dan hanya dia yang saya kirim.
It’s the Teks :
Tapi apa yang terjadi.....?
Dia menganggap SMS saya ini melecehkan dia, bahkan katanya
memojokan. Dia bilang yang setadinya mau membantu, karena SMS ini jadi ga mau
membantu.
Luar biasa Pejabat Kita ini, dia lupa kalo tisu yang
digunakan untuk membersihkan ingusnya itu dibayar oleh rakyat, dipinta atau
tidak sewajarnya ada di balakang rakyat.
Saya heran, pada kalimat mana yang dianggap melecehkan atau
memojokan.....?
Kekecewaan belum habis karena ulah PT. SBL yang telah menipu
ribuan jamaah dan ratusan diantaranya berasal dari Karawang. Ditambah lagi kekecewaan karena mental
pejabat yang kurang bijak menyikapi korban penipuan yang jelas-jelas langsung
atau tidak langsung masih termasuk ranah Kemntrian Agama.
Saya rakyat biasa, selain biasa saya juga rakyat kecil, tapi
saya juga punya perasaan. Rupiah demi
rupiah saya kumpulkandengan susah payah untuk bisa ber umroh. Kemana saya mengadu....?
Hanya tulisan ini yang bisa menghilangkan kegundahan hati. Tak peduli ada atau tidak ada yang membaca, yang pasti hati tersa puas kalau sudah mencurahkan segala kepenatan hidup melalui tulisan ini . Dan jangan salahkan saya kalo tulisan ini tersebar, karena saya muat dalam Blog yang pasti banyak yang membacanya
Hanya tulisan ini yang bisa menghilangkan kegundahan hati. Tak peduli ada atau tidak ada yang membaca, yang pasti hati tersa puas kalau sudah mencurahkan segala kepenatan hidup melalui tulisan ini . Dan jangan salahkan saya kalo tulisan ini tersebar, karena saya muat dalam Blog yang pasti banyak yang membacanya
Karawang, 7 Februari 2018
Daryo Sudaryo



















































