Rabu, 07 Februari 2018

UMROH DAN KECEWA




NIAT UMROH BERAKHIR KECEWA


         Agustus 2017, saya beserta istri berencana untuk melaksanakan Ibadah Umroh.  Kebetulan ketika melewati pertokoan Broadway Galuh Karawang, saya melihat ada sebuah Agen Perjalanan Umroh yang bernama PT. Solusi Balad Lumampah (SBL).  Saya bertanya banyak tentang paket yang ditawarkan mereka, menarik memang, dari mulai harga terendah hingga yang paling mahal mereka tawarkan dengan fasilitas yang cukup menjanjikan.  Izin Kementrian Agama tertera dalam brosur mereka.
         Setelah berunding, kami memutuskan untuk berangkat akhir tahun, dengan pertimbangan, cuaca yang diperkirakan tidak terlalu panas, bahkan kami telah membayar DP sebagai tanda keseriusan berangkat.
        November 2017, tepatnya tanggal 7 kami melunasi biaya umroh dengan total pembayaran        Rp. 45.000.000 (Empat puluh lima juta rupiah) untuk berdua dan dijanjikan berangkat 14 Januari, tetapi kemudian dirubah menjadi tanggal 18 Februari.
       Banyak cerita yang terdengar bahwa fasilitas yang diberikan oleh Agen Perjalanan tersebut cukup memuaskan, fasilitas bintang 5 mereka berikan walau dengan biaya yang relatif murah, itu terjadi pada saat bulan September-Oktober-November-Desember.  Ceritera beredar yang mengatakan PT. SBL itu bagus, tentu saja semakin menambah banyak orang yang mendaftar ke Agen Perjalanan tersebut, entah berapa banyak.
       Kecurigaan mulai terjadi, ketika ada SMS yang berasal dari Management PT. SBL bahwa keberangkatan kami diundur sebulan, bahkan terdengar jamaah yang bulan Desember pun masih banyak yang belum diberangkatkan.
        29 Januari  2017, terdengar di Media ada Penangkapan Direktur PT. SBL oleh POLDA JABAR dengan tuduhan Penipuan dan Money Loundry.  Diberitakan juga bahwa pemilik usaha itu telah melakukan Money Game yaitu  menggunakan setoran Jamaah untuk keperluan di luar biaya Umroh.
Kami kecewa berat, datang ke kantor cabang, kepala cabang tidak ada di tempat, tapi beberapa hari kemudian kami dapat bertemu dengan Kepala cabang, namun kami dihadapkan dengan pengacara mereka, yang menyarankan untuk bersabar, berdo’a dan sedang diusahakan, merekapun enggan bertanggung jawab mengenai uang yang mereka terima langsung dari kami. Refund (pengembalian) pun harus menunggu menjual aset yang disita POLDA, parahnya aset yang disita tidak sebanding dengan jumlah  uang nasabah yang harus dikembalikan.
        Kami berinisiatif mendatangi Kasi Urusan Haji dan Umroh Kemenag Karawang, dengan hati lunglai dan perasaan sedih, dengan harapan dapat memberi pencerahan dalam meghadapi kekisruhan ini, namun mereka bilang ini urusan Kantor Kemenag Pusat. Izinnya pun dari pusat. It’s OK kami dapat mengerti itu semua.
        Dan saya menulis unek-unek melalui SMS dengan maksud minta dukungan, tidak punya maksud memojokan, menyalahkan apalagi meminta pertanggung jawaban, hanya murni mencurahkan isi hati dan hanya dia yang saya kirim.

It’s the Teks      :





Tapi apa yang terjadi.....?
   Dia menganggap SMS saya ini melecehkan dia, bahkan katanya memojokan. Dia bilang yang setadinya mau membantu, karena SMS ini jadi ga mau membantu.
    Luar biasa Pejabat Kita ini, dia lupa kalo tisu yang digunakan untuk membersihkan ingusnya itu dibayar oleh rakyat, dipinta atau tidak sewajarnya ada di balakang rakyat.
     Saya heran, pada kalimat mana yang dianggap melecehkan atau memojokan.....?
Kekecewaan belum habis karena ulah PT. SBL yang telah menipu ribuan jamaah dan ratusan diantaranya berasal dari Karawang.  Ditambah lagi kekecewaan karena mental pejabat yang kurang bijak menyikapi korban penipuan yang jelas-jelas langsung atau tidak langsung masih termasuk ranah Kemntrian Agama.
     Saya rakyat biasa, selain biasa saya juga rakyat kecil, tapi saya juga punya perasaan.  Rupiah demi rupiah saya kumpulkandengan susah payah untuk bisa ber umroh.  Kemana saya mengadu....? 
   Hanya tulisan ini yang bisa menghilangkan kegundahan hati.  Tak peduli ada atau tidak ada yang membaca, yang pasti hati tersa puas kalau sudah mencurahkan segala kepenatan hidup melalui tulisan ini .     Dan jangan salahkan saya kalo tulisan ini tersebar, karena saya muat dalam Blog yang pasti banyak yang membacanya

Karawang, 7 Februari 2018
Daryo Sudaryo